1. TUJUAN
Prosedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk:
1.1. mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengambilan sampel di atas ponton;
1.2. serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengambilan sampel di atas ponton sesuai standar.
2. RUANG LINGKUP
SOP ini menerangkan proses teknis pengambilan sampel di atas ponton, SOP ini berlaku untuk karyawan PT AE dan Kontraktornya.
3. TANGGUNG JAWAB
3.1. Mine Planner bertanggung jawab untuk:
a. memastikan kegiatan pengambilan sampel di atas ponton berjalan sesuai SOP.
3.2. Quality Controller bertanggung jawab untuk:
a. mengambil sampel di atas ponton sesuai prosedur kerja standar yang telah ditetapkan.
4. DEFINISI
4.1. Ponton adalah kapal pengangkut batubara yang biasanya memiliki kapasitas muatan tertentu.
4.2. Sampel adalah bagian kecil dari sejumlah produksi atau lapangan batubara yang diambil dengan cara tertentu/baku (diakui secara ilmiah dan resmi), dikemas dan kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui jenis, kualitas, komposisi dan sifat-sifatnya.
4.3. Sekop sampel adalah alat pengambil sampel berbentuk sekop dengan ketinggian dinding sisi samping ± 10 cm dan lebar mulut sekop ± 2 ½ kali ukuran batubara terbesar yang akan diambil dan tidak kurang dari 30 mm.
4.4. Plastik sampel adalah plastik anti air/udara tempat menyimpan sampel sebelum dibawa ke laboratorium.
4.5. Buku sampel adalah buku catatan khusus sampel-sampel yang akan dianalisis dan catatan hasil analisis sampel.
4.6. Moisture atau kelembaban di batubara adalah air di dalam dan pada batubara yang diuji sesuai metode uji standar. Semua batubara memiliki pori-pori yang mengandung air (inherent moisture) yang terbentuk oleh pembusukan termal dari bahan-bahan organik. Ketika batubara ditambang/tersingkap air dapat hadir dan menjadi bagian dari batubara (surface moisture).
5. REFERENSI
5.1. ASTM D 121 – 01a about Standard Terminology of Coal and Coke.
5.2. ASTM D 2234/D 2234 M – 03 about Standard Practice for Collection of a Gross Sample of Coal.
5.3. ASTM D 6883 – 03 about Standard Practice for Manual Sampling of Stationary Coal from Railroad cars, Barges, Trucks, or Stockpiles.
5.4. ASTM D 6315 – 98 about Standard Practice for Manually Sampling of Coal from Tops of Barges.
5.5. Muchjidin. 2006. Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara. Bandung: Penerbit ITB.
6. URAIAN
6.1. Semua pihak yang memiliki minat yang sama dari hasil pengujian sampel ini – dalam hal ini adalah pembeli dan penjual – sudah harus menyetujui detail-detail proses berikut. Yaitu ukuran batubara terbesar, jumlah dan berat sampel; ukuran, bentuk alat pengambil sampel (sekop sampel); lokasi pengambilan sampel; keadaan dimana sampel tidak boleh diambil dan tindakan pencegahan atas bahaya yang dapat terjadi.
6.2. Sebelum sampel diambil, lakukan pengamatan secara visual mengenai distribusi ukuran dan kemungkinan pemisahan ukuran di stockpile yang akan diambil sampelnya.
6.3. Apabila ada perubahan distribusi ukuran dan pemisahan ukuran, catat hal tersebut guna mempermudah memahami perbedaan hasil tes analisis atau dalam hal mengidentifikasi perubahan karakter penumpukan.
6.4. Untuk tujuan keseragaman, gunakan Tabel 1 di bawah ini guna mementukan berat minimum sampel yang diambil.
Tabel 1. Berat minimum sampel dalam pengambilan sampel di stockpile.
Ukuran Terbesar
|
16 mm
|
50 mm
|
150 mm
|
Berat minimum
|
1 kg
|
3 kg
|
7 kg
|
a. Untuk tumpukan batubara kurang dari 1000 ton, jumlah minimum sampel yang diambil tidak boleh lebih dari 35 kali pengambilan dalam satu bungkus sampel.
b. Untuk tumpukan batubara lebih dari 1000 ton, gunakan rumus di bawah ini untuk menentukan jumlah minimum sampel yang diambil (N).
c. Apabila sampel yang diambil terdiri dari lebih dari satu ponton, maka jumlah minimum pengambilan sampel dalam satu bungkus ditentukan dengan membagi jumlah minimum sampel yang diambil (N) dengan jumlah ponton (hasil pembagian dibulatkan ke atas).
Contoh 1. Misalnya terdapat dua ponton yang setiap pontonnya menampung 5057 ton (5500 MT) dengan ukuran batubara terbesar adalah 50 mm, membutuhkan 87 kali pengambilan dalam satu bungkus sampel. Karena ada dua ponton maka setiap ponton masing-masing harus diambil 43,07 atau 44 kali pengambilan kemudian dikumpulkan menjadi satu bungkus sampel (min. 3 kg). Sehingga setiap pengambilan minimal membutuhkan 69,6 gram atau 70 gram untuk mencapai berat 3 kg per bungkus.
6.5. Apabila masih terdapat ukuran batubara yang terlalu besar, catat dan laporkan hal tersebut ke Divisi Produksi agar diambil tindakan untuk memecahnya ke ukuran yang sesuai kesepakatan.
6.6. Sampel diambil dari lubang atau paritan dengan kedalaman ± 46 cm. Sudut sisi lubang atau paritan harus kurang dari sudut diamnya yang akan dibutuhkan dalam menyingkirkan runtuhan batubara dari atas tumpukan. Jauhkan batubara yang akan diambil dalam penggalian agar tidak tercampur dengan batubara yang akan diambil sampelnya. Masukkan sekop sampel ke bagian bawah lubang atau paritan yang sudah digali di kemudian ambil sampelnya.
6.7. Dalam menentukan pola tempat pengambilan sampel gunakan ilustrasi dari gambar 1 di bawah ini berdasarkan Contoh 1 yang telas dijelaskan di atas.
Dari Contoh 1 disimpulkan bahwa harus diambil sampel sebanyak 44 kali pengambilan dalam satu ponton per bungkusnya. Bagi ponton menjadi 4 x 11 grid seperti gambar berikut.
Gambar 1. Ilustrasi pola pengambilan sampel.
6.8. Setelah sampel dimasukkan ke dalam plastik sampel, lindungi sampel tersebut dari kontaminasi kehilangan/penambahan kelembaban (moisture) sebagai hasil dari hujan, panas, angin, kontak dengan material penyerap atau suhu ekstrim. Segera tempatkan di tempat yang teduh dan segera disegel dengan isolasi. Setiap sampel harus diidentifikasi dengan jelas. Tuliskan kode sampel dan tempelkan di plastik sampel. Catat orang yang mengambil sampel, kode sampel, tanggal/waktu, cuaca, tempat, namaseam dan kemudian masukkan di buku sampel.
7. DOKUMEN TERKAIT
Tidak ada.
8. LAMPIRAN
Tidak ada.
Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat Anda dapat berkontribusi dengan mengeklik tautan di bawah ini:
Donasi Sekarang
Komentar